Rabu, 16 November 2011

ASKEB HEMANGIOMA







clip_image002
Gambar 1. Strawberry hemangioma (Drolet, et al., 2004).
2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah .
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan .
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam .
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa . Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam.
clip_image004
Gambar 2. Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum (Drolet, et al., 2004).

Hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
Intramuscular hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90% diderita oleh orang yang berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih sering terjadi pada ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa pada palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Intramuscular hemangioma bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala seperti pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma, perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit.
clip_image006
Gambar 3. Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari intramuscular hemangioma pada kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh darah menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma (Katz, et al., 2002).
clip_image008
Gambar 4. T1 (time to repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1) dan T2 (TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular hemangioma pada kaki. Hemangioma radiolusen pada T1 dan radioopak pada T2 menunjukkan bahwa hemangioma seperti gambaran lemak atau hasil nonliquid (Katz, et al., 2002).

2. Synovial hemangioma
Synovial hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan mekanik.
clip_image010
Gambar 5. Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan lesi yang berat pada sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek retinakuler, tulang dan meniscus normal (MacDonald, et al., 1999).
clip_image012
Gambar 6. Artroskopi menunjukkan suatu pedunkulasi, lesi mirip anggur muncul dari sinovial pada lateral parapatella (arrowhead) (MacDonald, et al., 1999).
3. Osseus hemangioma
Osseus hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan dengan bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang jarang, vertebrae hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan fraktur, tapi kebanyakan vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik.
Osseus hemangioma biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan satu tulang atau tulang di dekatnya pada satu area). hemangiomatosis merupakan multipel hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak. Skeletal-ektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat .
clip_image014
Gambar 7. Kortek tibia berbatasan dengan intramuscular hemangioma pada kaki
(Katz, et al., 2002).
4. Choroidal hemangioma
Choroidal hemangioma dapat tumbuh di dalam pembuluh darah retina yang disebut koroid. Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan) atau terdapat kebocoran cairan dapat menyebabkan pelepasan jaringan retina (retinal detachment). Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan. Kebanyakan choroidal hemangioma tidak pernah tumbuh atau terjadi kebocoran cairan dan mungkin dapat diobservasi tanpa pengobatan.
clip_image016
Gambar 8. Choroidal hemangioma ini berada di atas saraf optikus, tapi bisa sampai ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan, kista pada retina dengan degenerasi fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus sampai 20/200 (Finger, 2004).
clip_image018
Gambar 9. Choroidal hemangioma berbentuk bulat dan berwarna reddish-orange. Tumor ini bisa meluas, tapi berada di bawah fovea dan visus 20/20 (Finger, 2004).
5. Spindle cell hemangioma
Spindle cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi vaskular yang tidak jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis dari ekstremitas distal (terutama sekali pada tangan).
6. Gorham disease
Gorham disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang dari 40 tahun. Secara histologi Gorham disease khas menampakkan hipervaskularisasi dari tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis medularis.
clip_image020
Gambar 10. Gambaran radiografi pada pasien dengan Gorham disease menunjukkan terputusnya tulang (Katz, et al., 2002).
7. Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh darah yang cepat yang ditandai dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan koagulopati. Kassabach-Merritt syndrome terlihat berhubungan dengan stagnasi aliran pada hemangioma yang besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy).
2.3 ETIOLOGI
          Hingga saat ini apa yang menjadi penyebab hemangioma masih belum diketahui, namun diperkirakan berhubungan dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.

2.4 PATOFISIOLOGIS
Hemangioma merupakan proliferasi sel endothel. Hemangioma merupakan suatu tipe
angiogenesis murni yang mampu meningkatnya faktor angiogenesis dan berkurangnya
faktor supresi sel-sel
Hemangioma superfisial dan dalam mengalami fase pertumbuhan cepat, ukuran dan volume bertambah secara progresif  kemudian membelah dengan sangat cepat. Fase ini diikuti dengan fase istirahat , perubahan hemangioma sangat sedikit, serta fase involusi dimana aktivitas endotel berkurang dalam beberapa waktu  mengalami regresi secara spontan.  hemangioma dapat hilang tanpa bekas (hemangioma kapiler) & meninggalkan bekas (hemangioma Kavernosa)
2.5 TANDA DAN GEJALA
            Tanda-Tanda Hemangioma
A.    Hemangioma kapiler
Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa:
o    Terdapat pada waktu lahir dan timbul beberapahari sesudah lahir.
o   Tampak sebagi bercak berwarna merah menyala,tegang
berbentuk lobular, berbatas tegas dan keras pada
perabaan dan makin lama makin besar.
o   Ukuran dan dlm nya sangat bervariasi, ada yang subkutan berwarna kebiruan.
o    Involiusi spontan ditandai oleh memucatnyawarna didaerah sentral,lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.

B.     Hemangioma kavernosum
o Lesi tidak berbtas tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu
o Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi lagi bila dilepas
o Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang.
o  Bentuk kevernosum jarang terjadi involusi

C.     Hemangioma Campuran.
o Campuarn antara jenis kapiler dan kavernosum.
o Tanda dan gejala terdiri atas gambaran ke 2 jenis hemangioma.
o Sebagian besar ditemukan pada ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar.
o Dapat terjadi sejak lahir/masa anak-anak
o Lasi berupa tumor yg lunak , berwarna merah kebiruan yg kmdian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik dan verakosa

gejala klinis
-          Tergantung macamnya :
A.    Hemangioma kapiler, “Port wine stain” tidak ada benjolan kulit.
B.     “Strawberry mark”, menonjol seperti buah murbai.
C.     Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan “compressible”.

2.6 DIAGNOSA
     Penentuan diagnosis hemangioma dilihat dari riwayat pasien dan pemeriksaan klinis yang tepat. Mudah nampak secara klinis, sebagai tumor yang menonjol atau tidak menonjol dengan warna kemerah-merahan,Tumor bersifat “compressible”. Bisa ditunjang dengan pemeriksaan angiografi.
      Diagnosis banding dari hemangioma adalah terhadap tumor kulit lainnya yaitu limfangioma, higroma, lipoma, neurofibroma, malformasi vaskular kongenital, venous stars, dan herediter hemorragik telangiektasis (Rendu-Osler-Weber Syndrome).
Penentuan Diagnosa banding :
Perbedaan
Hemangioma
Malformasi vaskuler
Saat timbul
Saat lahir lesi samara atau belum tampak sama sekali lahir
Sejak lahir sudah nampak
Perjalanan penyakit
Fase proliferasi, fase involusi
Tumbuh selaras dengan pertumbuhan anak dan menetap
Insidensi (wanita:pria)
3 : 1
1 : 1
Radiologis
• Tak terdapat jaringan parenkim
• Gambaran dominan pembuluh darah
• Kaya akan jaringan parenkim lobuler dengan batas tegas
Histologis
• Sel endotel matur dengan turnover lambat
• Sedikit mast cell
• Membran basalis tipis
• Sel epitel immatur dengan turnover cepat
• Banyak mast cell
• Membran basalis multilaminer


E D
A                                                       B
Gambar 2. perbandingan gambaran histopatologis malformasi vaskuler dan hemangioma.
A)      Malformasi vaskuler B) Hemangioma

2.7 PENATALAKSANAAN
2.7.1  Medis  / Pengobatan
   a). Cara Konservatif
      Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Hemangioma superfisial atau hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry sering tidak diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan sendirinya dan kulit terlihat normal.

b). Cara Aktif
         Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi;hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan. Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :
 • Pemeriksaan penunjang
                Kebanyakan hemangioma mudah didiagnosis tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang. Namun demikian hemangioma profunda atau lesi superfisialis yang meragukan memerlukan pemeriksaan penunjang  untuk komfirmasi diagnosis dan evaluasi ekstensinya.
1.   Radiografi
                Radiografi  mempunyai manfaat yang terbatas dalam penegakan diagnosis hemangioma. Gambaran yang ditunjukan bisa berupa bayangan masa yang isodens dengan otot, bila di dekat tulang dapat memberikan gambaran periosteal reaction.
2.   Ultrasonografi (USG)
USG merupakan pemeriksaan nonivasif yang umumnya digunakan sebagai penunjang diagnosis untuk hemangioma profunda dan viseralis. Gambaran USG hemangioma bervariasi dan tidak spesifik misalnya pada hemangioma hepar, yang memberikan gambaran ekogenic.

3.   CT-Scan
                                     Pada CT-Scan tanpa kontras, hemangioma akan tampak sebagai lesi hipodens (low-density mass) dan adanya pendesakan terhadap  jaringan normal sekitarnya.

2.7.2 Kebidanan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan Hemangioma, menjelaskan macam-macam hemangioma, dan penangannya.
Untuk hemangioma kapiler atau superfisial tidak perlu penanganan khusus, oleh karena akan menghilang dan kulit terlihat normal. Namun, untuk hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi;hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan, harus segera dilakukan penanganan. Bantu ibu untuk dilakukan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan.
2.8 PROGNOSA
            Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan
yang baik

2.9 KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Komplikasi ini paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya ialah trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus tumbuh.
2. Ulkus
Ulkus menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan infeksi sekunder.
3. Trombositopenia
Jarang terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami sekuesterisasi.
4. Gangguan Penglihatan
Pada regio periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan tumor ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama kehidupan.
5. Masalah Psikososial
6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa menyebabkan obstruksi jalan nafas, gagal jantung.
2.10 PENCEGAHAN
Tidak ada cara untuk mencegah hemangioma, baik yang dilakukan sebelum maupun selama kehamilan.


BAB III
ASUHAN KEBIDANAN pada BAYI ”R”
UMUR 9 BULAN  DENGAN HEMANGIOMA
I.    PENGKAJIAN
Anamnesa dilakukan oleh    : Bidan ”A”                di         : BPS KATANG
Pada tanggal                                    :1 September 2011,    pukul   : 10.30 WIB
1.1 DATA SUBYEKTIF
1.1.1 Identitas
Nama bayi                         : By. Ny. K
Umur                                 : 9 Bulan
Tanggal / jam lahir : 1 Desember 2010 / 19.00 WIB
Jenis kelamin                     : Laki - laki

Nama ibu               : Ny. K                                    Nama ayah      : Tn. J
Umur                     : 25 th                          Umur               : 26 th
Suku                      : Jawa/Indonesia         Suku                : Jawa / Indonesia
Agama                   : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan                        : SMP                          Pendidikan      : SMA
Pekerjaan               : Ibu rumah tangga      Pekerjaan         : Buruh Pabrik
Penghasilan           : -                                 Penghasilan     : 900rb/bulan
Alamat                  : Kampung Rawa Tengah RT 06/RW 07 No.10,kediri
                                                     
1.1.2 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama
            Ibu pasien mengatakan bayinya rewel, badan teraba panas, dan ada Benjolan pada tengkuk  dengan kemerahan pada area tengkuk kanan. Kemudian semakin membesar
1.1.3.      Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
Ibu mengatakan ini kelahiran anak yang pertama.
Prenatal     : Ibu mengatakan sebelum  hamil tidak pernah menderita penyakit kronis ataupun menular, ibu makan seperti biasa porsi 3x sehari dan meperhatikan pola kebersihannya.
Natal         : Ibu mengatakan selama kehamilan juga tidak pernah mendapatkan keluhan yang menggangu dan tidak mengidap penyakit kronis. Selama kehamlan ibu memeriksakan kehamilannya 6 kali di Bidan, dan ibu mendapatkan 2 kali imunisasi TT, mendapatkan tablet vitamin Fe, serta janin bergerak aktif.
 Postnatal  : Ibu melahirkan pada usia kehamilan 40 minggu dengan penolong persalinan bidan, lahir spontan, menangis keras, warna kulit kemerahan, BB: 3700 gram PB: 47 cm. Bayi menangis kuat, gerak aktif, kulit berwarna kemerahan.selama postnatal tidak ada keluhan, bayi minum ASI dan tidak diberikan tambahan

1.1.4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit menular, menahun ataupun menurun seperti asma, diabetes mellitus, penyakit gangguan jiwa,dll.
     
1.1.5 Riwayat Sosial
   Yang mengasuh bayi                                    : Orang tua
   Hubungan dengan anggota keluarga           : Anak kandung

1.1.6 Kebutuhan Dasar
   Makanan      : ASI, 10x/hari
   Pola tidur     :  malam selama 12 jam
                          Siang selama 4 jam
   Mandi            : 2x sehari dengan air hangat,memakai sabun dikeringkan dengan handuk dan bedak gatal untuk mengobati biang keringat.
   Eliminasi         : BAB 1x/hari, warna kekuning - kuningan, BAK ± 8x sehari,masih ngompol, tidak memakai pampers dengan alas an mahal.
   Imunisasi      : HB Uniject.

1.2 DATA OBYEKTIF
1.2.1 Keadaan umum : Baik, composmentis,tampak sakit ringan.
1.2.2 Pemeriksaan umum
Tekanan Darah : -
Nadi                  : 100    x/menit
RR                    : 58      x/menit
Suhu                 : 38º     C
Berat Badan     : 9,5     Kg
Tinggi Badan    : 60      Cm
1.2.3 Pemeriksaan fisik
·         Kepala : Rambut hitam, tidak ada benjolan, kepala bersih,tidak ada sefal hematoma, tidak ada kaput sucsedanium.
·         Mata     : Simetris, conjungtiva berwarna merah muda, sclera berwarna putih, bersih ,tidak ada odema. (kanan/kiri)
·         Hidung : Simetris, bersih ,tidak ada secret, tidak ada polip, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak ada pilek.
·         Telinga : tidak terdapat perlukaan, Simetris, bersih, tidak ada secret , teraba tulang rawan. (kanan/kiri)
·         Mulut   : bersih, tidak terdapat stomatitis. Gigi atas tumbuh empat buah dan gigi bawah dua buah.
·         Leher   : terdapat benjolan sebesar telur puyuh pada area sebelah kanan belakang (tengkuk), mengeluarkan darah, tidak terdapat kaku kuduk,tidak ada pembesaran kelenjaran thyroid dan vena jugularis.
·         Dada    : Kanan dan kiri simetris, tidak ada ronchi/wheezing, tidak ada retraksi dada saat bernafas,tidak tampak adanya chest indrawing.
·         Perut    : Normal tidak ada pembengkakan hepar,tidak distensi, tidak ada tanda-tanda infeksi pada tali pusat, tidak ada kembung, tidak ada perdarahan pada tali pusat.
·         Punggung : Tidak ada benjolan spina bifida, bentuk punggung lordosis,banyak bekas cacar air dan terdapat bintik biang keringat.
·         Genetalia : tidak dikaji
·         Anus     : tidak dikaji
·         Ekstremitas : Jari lengkap, normal, tidak ada polidaktili/sindaktili (kanan/kiri).

1.2.4 Antopometri
Ukuran kepala :             
·         Suboccipito bregmatika    : -
·         Fronto occipitalis              : -
·         Mento occipitalis               : -

1.2.5 Pemeriksaan tingkat perkembangan
§  Adaptasi social      : anak masih malu-malu dan takut pada orang baru dan belum bisa lepas dari ibu atau bapaknya.
§  Bahasa                   : anak sudah bisa menggumamkan kata-kata yang belum bermakna misalnya ma… ma….. pa….
§  Motorik halus        : anak sudah bisa memegang benda kecil dengan jempol dan jari telunjuk tetapi belum begitu sempurna.
§  Motorik kasar        : anak sudah bisa berdiri dengan pegangan, anak bisa berjalan dengan dituntun dan belum bisa berdiri tanpa pegangan.


II.                Intrepretasi data dasar

Dx/Masalah/
Kebutuhan
Data Subjektif
Data Objektif

Dx : By.”R” usia 9 Bulan dengan Hemangioma


·                Perawatan luka pada bayi dengan hemangioma yang mengakibatkan perdarahan
·                Pejelasan tempat rujukan segera
o  

Ibu pasien mengatakan bayinya rewel, badan teraba panas, dan ada Benjolan pada tengkuk dimulai pada 40 hari setelah kelahiran dengan kemerahan pada area tengkuk kanan. Kemudian semakin membesar

Keadaan umum : Baik, composmentis,tampak sakit ringan.
Pemeriksaan umum:
·        TD   : -
·        Nadi : 100 x/menit
·        RR    : 58   x/menit
·        Suhu : 38º  C
·        BB    : 9,5  Kg
·        TB    : 60   Cm
Pemeriksaan Fisik :
terdapat benjolan sebesar telur puyuh pada area sebelah kanan belakang (tengkuk), mengeluarkan darah, tidak terdapat kaku kuduk,tidak ada pembesaran kelenjaran thyroid dan vena jugularis.

III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-

IV.             KEBUTUHAN SEGERA
_

V.                INTERVENSI
Tanggal : 1 Sepember 2011                       Jam      : 10.30  WIB
RENCANA
RASIONAL
1.         Berikan motifasi kepada ibu agar ibu lebih tenang untuk menerima kenyataan yang terjadi
2.         Jelaskan kondisi keadaan bayi pada ibu.
3.         Berikan konseling tentang penatalaksanaan kompres hangat pada ibu untuk bayinya
4.         Pantau keadaan umum dan TTV.
5.         Berikan konseling kepada ibu untuk memilih terapi pengobatan kepada anaknya
6.         Berikan penyuluhan pada orangtua untuk menjaga luka tetap bersih
7.         Berikan penyuluhan pada keluarga tentang cara membersihkan nanah atau darah dengan cara yang bersih
8.         Observasi adanya tanda-tanda infeksi sesering mungkin.
9.         Anjurkan ibu untuk memperhatikan konsumsi makanan anaknya, pola nutrisi.
10.     Kolaborasi dengan tenaga medis lain, rujukan.

1.      Dengan memberikan motifasi kepada ibu, ibu mampi lebih kuat untuk menerima kenyataan dan ibu akan lebih lapang serta siap untuk mengambil keputusan
2.      Dengan penjelasan tentang Hemangioma, akan membantu mengurangi rasa cemas pada ibu.
3.      Diberikannya kompres hangat dan penjelasan kompres hangat pada ibu mampu untuk memandirikan ibu apabila menghadapi bayinya yang sedang panas, dan supaya suhu bayinya cepat stabil.
4.      Pemantauan keadaan bayi berguna untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi.
5.      Dengan memberikan konseling kepada ibu tentang pemilihan terapi, membantu ibu untuk mempermudah mengambil keputusan yang terbaik untuk kesembuhan bayinya.
6.      Menjaga luka mampu mengurangi infeksi dan membantu luka agar tidak semakin parah
7.      Cara yang bersih dalam pembersihan nanah mengurangi kejadian infeksi pada luka
8.      Observasi infeksi mempu memantau pengeluarang yang ada sehingga tidak semakin infeksi
9.      Memperhatikan konsumsi makanan anak  maka membantu proses penyembuhan melewati nutrisi .
10.  Dengan berkolaborasi dengan pihak lain mampu mengatasi kelainan pada anak dan mengurangi resiko kesalahan penanganan.




VI.       IMPLEMENTASI
Tanggal : 1 September  2011                       Jam         : 10.50 WIB
TANGGAL/JAM
PELAKSANAAN

10.50






11.08





11.18







11.25




11.35




11.45






11.50




11.55






11.53




12.00


1.      memberikan motifasi kepada ibu, ibu mampu lebih kuat untuk menerima kenyataan dan ibu akan lebih lapang serta siap untuk mengambil keputusan dengan cara menjelaskan bahwa semua manusia tidak ada yang sempurna dan semua penyakit bisa disembuhkan dengan penanganan medis yang benar.
2.      Memberikan penjelasan tentang penatalaksanaan kompres hangat pada ibu membantu memandirikn ibu untuk mrnghadapi bayinya yang sedang panas seperti mengompres pada derh ketiak, leher, lipatan-lipatan badan.

3.      memberikan penjelasan tentang Hemangioma, akan membantu mengurangi rasa cemas pada ibu dengan pemberitahuan obat-obatan beserta tata laksananya pada terapi,ataupun dengan penjelasan tentang dampak negatifnya yang bisa ditanggulangi.


4.      Memantauan keadaan bayi berguna untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi seperti pemantaun tanda-tanda vital, mulai dari nadi, RR, suhu dan tekanan darah.

5.      memberikan konseling kepada ibu tentang pemilihan terapi, membantu ibu untuk mempermudah mengambil keputusan yang terbaik untuk kesembuhan bayinya seperti terapi, dll.

6.      Memberikan konseling tentang Menjaga luka mampu mengurangi infeksi dan membantu luka agar tidak semakin parah, seperti tidak menggaruk luka.


7.      Memberikan pelatihan Cara yang bersih dalam pembersihan nanah mengurangi kejadian infeksi pada luka seperti mengganti kasa lama dengan kasa yang steril dan kering.

8.      Mengobservasi infeksi mempu memantau pengeluarang yang ada sehingga tidak semakin infeksi seperti melihat warna pengeluaran dan jenis pengeluarannya sehingga apabila ada kelainan gera bisa ditangani.


9.      Memperhatikan konsumsi makanan anak  maka membantu proses penyembuhan melewati nutrisi seperti mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan dan makan sayuran yang bervitamin seprti bayam, sawi,dll.

10.   Merujuk pasien adalah jalan yang paling tepat karena penanganan bayi dengan Hemangioma bukan merupakan kewenangan bidan, seperti dirujuk ke rumah sakit dengan penanganan dokter  yang lebih berwenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar