Istilah
hemangioma yang digunakan sangatlah luas. Hemangioma dipakai sebagai istilah
untuk menjelaskan berbagai kelainan perkembangan vaskular, termasuk di dalamnya
penyakit akibat malformasi vaskular. Banyaknya klasifikasi-klasifikasi serta
kemiripannya secara klinis membuat klinisi sulit membedakan lesi/tumor akibat
malformasi vaskular dengan lesi/tumor hemangioma.
Hemangioma muncul saat lahir, meskipun demikian dapat hilang sendiri beberapa
bulan setelah lahir. Hemangioma dapat muncul pada setiap bagian tubuh, meskipun
demikian hemangioma lebih mengganggu bagi para orang tua ketika hemangioma
tumbuh pada muka atau kepala bayi
Hemangioma
adalah tumor jaringan lunak yang tersering pada bayi baru lahir dengan
persentase 5-10% pada anak-anak yang berusia kurang dari satu tahun. Meskipun
dilihat dari jumlah kejadian hemangioma yang cukup besar pada anak-anak, tapi
patogenesisnya tidak sepenuhnya dapat dimengerti, dan penanganan yang terbaik
untuk hemangioma masih controversial. Prevalensi hemangioma ± 1 – 3% pada neonatus dan ± 10% pada
bayi sampai umur 1 tahun. Lokasi tersering pada hemangioma pada kepala dan
leher (60%), dan sekitar 20%-nya merupakan lesi yang multiple. Bayi baru lahir
prematur merupakan faktor resiko yang telah teridentifikasi, terutama neonatus
dengan berat badan lahir di bawah 1500 gram. Rasio kejadian wanita dibanding
pria 3 : 1.
. Adanya kesalahpahaman konsep bahwa
kebanyakan dari lesi/tumor ini akan menghilang secara spontan dalam tahun-tahun
awal kehidupan mengakibatkan terjadinya kesalahan diagnosa. Akibatnya,
lesi/tumor yang seharusnya dirawat, malah dibiarkan tanpa perawatan. Hal itu
tentu sangat merugikan pasien. maka Dari itu kami selaku pembuat makalah tentang Hemangioma
ingin meluruskan apa yang dimaksud dengan Hemangioma itu sendiri, dengan
harapan dapat memberikan suatu masukkan untuk bahan pertimbangan terhadap
maksud dan arti Hemangioma.
Hemangioma dipakai sebagai istilah untuk
menjelaskan berbagai kelainan perkembangan vaskular, termasuk di dalamnya
penyakit akibat malformasi vaskular. Banyaknya klasifikasi-klasifikasi serta
kemiripannya secara klinis membuat klinisi sulit membedakan lesi/tumor akibat
malformasi vaskular dengan lesi/tumor hemangioma. Adanya kesalahpahaman konsep
bahwa kebanyakan dari lesi/tumor ini akan menghilang secara spontan dalam
tahun-tahun awal kehidupan mengakibatkan terjadinya kesalahan diagnosa.
Akibatnya, lesi/tumor yang seharusnya dirawat, malah dibiarkan tanpa perawatan.
Hal itu tentu sangat merugikan pasien.
Gambar 1. Strawberry hemangioma (Drolet, et al.,
2004).
2. Granuloma piogenik
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering
terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun
sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada
semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang
sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul eritematosa dengan
pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai ukuran 1 cm dan dapat
bertangkai, mudah berdarah .
B. Hemangioma kavernosum
Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula
eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan akan
mengempis dan cepat mengembung lagi apabila dilepas. Lesi terdiri dari elemen
vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan .
Hemangioma kavernosum kadang-kadang terdapat pada
lapisan jaringan yang dalam, pada otot atau organ dalam .
C. Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan
jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua jenis
tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya
unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi berupa
tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya
dapat memberi gambaran keratotik dan verukosa . Lokasi hemangioma campuran pada
lapisan kulit superfisial dan dalam, atau organ dalam.
Gambar 2. Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum
(Drolet, et al., 2004).
Hemangioma yang lain diantaranya:
1. Intramuscular hemangioma
Intramuscular
hemangioma sering terjadi pada dewasa muda, 80-90% diderita oleh orang yang
berumur kurang dari 30 tahun. Hemangioma ini lebih sering terjadi pada
ekstremitas inferior, terutama di paha dan khas ditunjukkan dengan massa pada
palpasi dan perubahan warna pada permukaan kulit di sekitar area hemangioma. Intramuscular
hemangioma bisa asimptomatik atau dapat juga muncul dengan gejala-gejala
seperti pembesaran ekstremitas, peningkatan suhu pada area hemangioma,
perubahan warna pada permukaan kulit, dan sakit.
Gambar 3. Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari intramuscular
hemangioma pada kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada pembuluh darah
menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma (Katz, et al., 2002).
Gambar 4. T1 (time to repetition [TR]=500, time
to echo [TE]=15.0/1) dan T2 (TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan
pada intramuscular hemangioma pada kaki. Hemangioma radiolusen pada T1
dan radioopak pada T2 menunjukkan bahwa hemangioma seperti gambaran lemak atau
hasil nonliquid (Katz, et al., 2002).
2. Synovial hemangioma
Synovial
hemangioma kasusnya jarang terjadi. Pada artikulasio sinovial terdapat
eksudat cairan yang berulang, nyeri, dan menunjukkan gejala gangguan mekanik.
Gambar 5. Magnetic resonance imaging (MRI) menunjukkan
lesi yang berat pada sinovial dengan penonjolan pada kapsul lateral dan komplek
retinakuler, tulang dan meniscus normal (MacDonald, et al.,
1999).
Gambar 6. Artroskopi menunjukkan suatu pedunkulasi, lesi
mirip anggur muncul dari sinovial pada lateral parapatella (arrowhead)
(MacDonald, et al., 1999).
3. Osseus hemangioma
Osseus
hemangioma sering ditemukan dalam bentuk kecil-kecil, tetapi dapat
menyebabkan nyeri dan bengkak. Pada tulang tengkorak dapat berhubungan dengan
bengkak, eritema, lunak, atau kelainan bentuk. Pada kasus-kasus yang jarang, vertebrae
hemangioma bisa menyebabkan penekanan pada korda dan fraktur, tapi
kebanyakan vertebrae hemangioma biasanya asimptomatik.
Osseus hemangioma
biasanya solid (melibatkan satu tulang) atau fokal (melibatkan satu tulang atau
tulang di dekatnya pada satu area). hemangiomatosis merupakan multipel
hemangioma yang berlokasi di antara tulang yang saling berdekatan atau
bersebelahan. Multipel hemangioma juga dihubungkan dengan cystic
angiomatosis tulang dimana tidak didapatkan komponen jaringan lunak.
Skeletal-ektraskeletal angiomatosis diartikan sebagai hemangioma yang mempengaruhi
kanalis vertebralis, selama tidak berada satu tempat .
Gambar 7. Kortek tibia
berbatasan dengan intramuscular hemangioma pada kaki
(Katz, et al., 2002).
4. Choroidal hemangioma
Choroidal
hemangioma dapat tumbuh di dalam pembuluh darah retina yang disebut koroid.
Jika terdapat pada makula (pusat penglihatan) atau terdapat kebocoran cairan
dapat menyebabkan pelepasan jaringan retina (retinal detachment).
Perubahan ini dapat mempengaruhi penglihatan. Kebanyakan choroidal
hemangioma tidak pernah tumbuh atau terjadi kebocoran cairan dan mungkin
dapat diobservasi tanpa pengobatan.
Gambar 8. Choroidal hemangioma ini berada di atas
saraf optikus, tapi bisa sampai ke fovea. Walaupun tidak terdapat robekan,
kista pada retina dengan degenerasi fovea menyebabkan penurunan ketajaman visus
sampai 20/200 (Finger, 2004).
Gambar 9. Choroidal hemangioma berbentuk bulat dan
berwarna reddish-orange. Tumor ini bisa meluas, tapi berada di bawah
fovea dan visus 20/20 (Finger, 2004).
5. Spindle cell hemangioma
Spindle
cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan lesi vaskular yang tidak
jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau subkutis dari ekstremitas distal
(terutama sekali pada tangan).
6. Gorham disease
Gorham
disease dapat menimbulkan nyeri tumpul atau lemah dan jarang dicurigai
lebih awal pada evaluasi dengan radiografi. Penderita biasanya berumur kurang
dari 40 tahun. Secara histologi Gorham disease khas menampakkan
hipervaskularisasi dari tulang. Proliferasi vaskular sering mengisi kanalis
medularis.
Gambar 10. Gambaran radiografi pada pasien dengan Gorham
disease menunjukkan terputusnya tulang (Katz, et al., 2002).
7. Kassabach-Merritt syndrome
Kassabach-Merritt
syndrome komplikasi dari pembesaran pembuluh darah yang cepat yang ditandai
dengan hemolitik anemia, trombositopeni, dan koagulopati. Kassabach-Merritt
syndrome terlihat berhubungan dengan stagnasi aliran pada hemangioma yang
besar, dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor
koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy).
2.3 ETIOLOGI
Hingga saat ini apa yang menjadi
penyebab hemangioma masih belum diketahui, namun diperkirakan berhubungan
dengan mekanisme dari kontrol pertumbuhan pembuluh darah. Angiogenesis
sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh darah. Cytokines, seperti
Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor
(VEGF), mempunyai peranan dalam proses angiogenesis. Peningkatan faktor-faktor
pembentukan angiogenesis seperti penurunan kadar angiogenesis inhibitor
misalnya gamma-interferon, tumor necrosis factor–beta, dan transforming growth
factor–beta berperan dalam etiologi terjadinya hemangioma.
2.4 PATOFISIOLOGIS
Hemangioma merupakan proliferasi sel endothel. Hemangioma merupakan suatu tipe
angiogenesis murni yang mampu meningkatnya faktor angiogenesis
dan berkurangnya
faktor supresi sel-sel

Hemangioma superfisial dan dalam mengalami fase pertumbuhan
cepat, ukuran dan volume bertambah
secara progresif kemudian membelah dengan sangat cepat. Fase
ini diikuti dengan fase istirahat ,
perubahan hemangioma sangat sedikit, serta fase involusi dimana aktivitas
endotel berkurang dalam
beberapa waktu mengalami regresi secara spontan. hemangioma dapat hilang tanpa bekas
(hemangioma kapiler) & meninggalkan bekas (hemangioma Kavernosa)

2.5 TANDA DAN GEJALA
Tanda-Tanda Hemangioma
A. Hemangioma
kapiler
Tanda-tanda
Hemangioma kapiler, berupa:
o Terdapat pada waktu lahir dan timbul beberapahari sesudah
lahir.
o Tampak sebagi bercak berwarna merah
menyala,tegang
berbentuk lobular, berbatas tegas dan keras pada
perabaan dan makin lama makin besar.
berbentuk lobular, berbatas tegas dan keras pada
perabaan dan makin lama makin besar.
o Ukuran dan dlm nya sangat
bervariasi, ada yang subkutan berwarna kebiruan.
o Involiusi spontan ditandai oleh memucatnyawarna didaerah
sentral,lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar.
B. Hemangioma
kavernosum
o Lesi tidak berbtas
tegas, dapat berupa makula eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai
ungu
o Bila ditekan mengempis
dan akan cepat menggembung lagi lagi bila dilepas
o Lesi terdiri atas elemen
vaskular yang matang.
o Bentuk kevernosum jarang terjadi involusi
C. Hemangioma
Campuran.
o Campuarn antara jenis
kapiler dan kavernosum.
o Tanda dan gejala terdiri
atas gambaran ke 2 jenis hemangioma.
o Sebagian besar ditemukan
pada ekstrimitas inferior, biasanya unilateral, solitar.
o Dapat terjadi sejak
lahir/masa anak-anak
o Lasi berupa tumor yg
lunak , berwarna merah kebiruan yg kmdian pada perkembangannya dapat memberi
gambaran keratotik dan verakosa
gejala klinis
-
Tergantung macamnya :
A. Hemangioma
kapiler, “Port wine stain” tidak ada benjolan kulit.
B. “Strawberry
mark”, menonjol seperti buah murbai.
C. Hemangioma kavernosum,
teraba hangat dan “compressible”.
2.6 DIAGNOSA
Penentuan
diagnosis hemangioma dilihat dari riwayat pasien dan pemeriksaan klinis yang
tepat. Mudah nampak
secara klinis, sebagai tumor yang menonjol atau tidak menonjol dengan warna
kemerah-merahan,Tumor bersifat
“compressible”.
Bisa
ditunjang dengan pemeriksaan angiografi.
Diagnosis
banding dari hemangioma adalah terhadap tumor kulit lainnya yaitu limfangioma,
higroma, lipoma, neurofibroma, malformasi vaskular kongenital, venous stars,
dan herediter hemorragik telangiektasis (Rendu-Osler-Weber Syndrome).
Penentuan
Diagnosa banding :
Perbedaan
|
Hemangioma
|
Malformasi vaskuler
|
Saat timbul
|
Saat lahir lesi samara atau belum
tampak sama sekali lahir
|
Sejak lahir sudah nampak
|
Perjalanan penyakit
|
Fase proliferasi, fase involusi
|
Tumbuh selaras dengan pertumbuhan
anak dan menetap
|
Insidensi (wanita:pria)
|
3 : 1
|
1 : 1
|
Radiologis
|
•
Tak terdapat jaringan parenkim
•
Gambaran dominan pembuluh darah
|
•
Kaya akan jaringan parenkim lobuler dengan batas tegas
|
Histologis
|
• Sel endotel matur dengan
turnover lambat
• Sedikit mast cell
• Membran basalis tipis
|
• Sel epitel immatur dengan
turnover cepat
• Banyak mast cell
• Membran basalis multilaminer
|


A B
Gambar 2. perbandingan gambaran histopatologis malformasi
vaskuler dan hemangioma.
A) Malformasi vaskuler B) Hemangioma
2.7 PENATALAKSANAAN
2.7.1 Medis
/ Pengobatan
a). Cara Konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi
hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-bulan pertama, kemudian
mencapai pembesaran maksimum dan sesudah itu terjadi regresi spontan sekitar
umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun. Hemangioma
superfisial atau hemangioma kapiler atau hemangioma strawberry sering tidak
diterapi karena hemangioma jenis ini bila dibiarkan akan hilang dengan
sendirinya dan kulit terlihat normal.
b). Cara Aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi
secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang tumbuh pada organ vital,
seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami
perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami
infeksi;hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas
(kelainan) jaringan. Penatalaksanaan hemangioma secara aktif, antara lain :
• Pemeriksaan penunjang
Kebanyakan
hemangioma mudah didiagnosis tanpa memerlukan pemeriksaan penunjang. Namun
demikian hemangioma profunda atau lesi superfisialis yang meragukan memerlukan
pemeriksaan penunjang untuk komfirmasi
diagnosis dan evaluasi ekstensinya.
1.
Radiografi
Radiografi mempunyai manfaat yang terbatas dalam
penegakan diagnosis hemangioma. Gambaran yang ditunjukan bisa berupa bayangan
masa yang isodens dengan otot, bila di dekat tulang dapat memberikan gambaran
periosteal reaction.
2.
Ultrasonografi (USG)
USG merupakan pemeriksaan nonivasif
yang umumnya digunakan sebagai penunjang diagnosis untuk hemangioma profunda
dan viseralis. Gambaran USG hemangioma bervariasi dan tidak spesifik misalnya
pada hemangioma hepar, yang memberikan gambaran ekogenic.
3.
CT-Scan
Pada CT-Scan tanpa kontras,
hemangioma akan tampak sebagai lesi hipodens (low-density mass) dan adanya
pendesakan terhadap jaringan normal
sekitarnya.
2.7.2 Kebidanan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan oleh bidan dalam hal
ini adalah dengan memberikan konseling pada orang tua bayi. Bidan menjelaskan
mengenai apa yang dimaksud dengan Hemangioma, menjelaskan macam-macam
hemangioma, dan penangannya.
Untuk hemangioma kapiler atau superfisial tidak perlu
penanganan khusus, oleh karena akan menghilang dan kulit terlihat normal.
Namun, untuk hemangioma yang tumbuh pada organ vital, seperti pada mata,
telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang mengalami perdarahan; hemangioma yang
mengalami ulserasi; hemangioma yang mengalami infeksi;hemangioma yang mengalami
pertumbuhan cepat dan menimbulkan deformitas (kelainan) jaringan, harus segera
dilakukan penanganan. Bantu ibu untuk dilakukan rujukan untuk pemeriksaan
lanjutan.
2.8 PROGNOSA
Pada umumnya prognosis bergantung pada letak tumor, komplikasi serta penanganan
yang baik
2.9 KOMPLIKASI
1. Perdarahan
Komplikasi ini
paling sering terjadi dibandingkan dengan komplikasi lainnya. Penyebabnya ialah
trauma dari luar atau ruptur spontan dinding pembuluh darah karena tipisnya
kulit di atas permukaan hemangioma, sedangkan pembuluh darah di bawahnya terus
tumbuh.
2. Ulkus
Ulkus
menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan resiko infeksi, perdarahan, dan
sikatrik. Ulkus merupakan hasil dari nekrosis. Ulkus dapat juga terjadi akibat
ruptur. Hemangioma kavernosa yang besar dapat diikuti dengan ulserasi dan
infeksi sekunder.
3. Trombositopenia
Jarang
terjadi, biasanya pada hemangioma yang berukuran besar. Dahulu dikira bahwa
trombositopenia disebabkan oleh limpa yang hiperaktif. Ternyata kemudian bahwa
dalam jaringan hemangioma terdapat pengumpulan trombosit yang mengalami
sekuesterisasi.
4. Gangguan Penglihatan
Pada regio
periorbital sangat meningkatkan risiko gangguan penglihatan dan harus lebih
sering dimonitor. Amblyopia dapat merupakan hasil dari sumbatan pada sumbu
penglihatan (visual axis). Kebanyakan komplikasi yang terjadi adalah
astigmatisma yang disebabkan tekanan tersembunyi dalam bola mata atau desakan
tumor ke ruang retrobulbar. Hemangioma pada kelopak mata bisa mengganggu
perkembangan penglihatan normal dan harus diterapi pada beberapa bulan pertama
kehidupan.
5. Masalah Psikososial
6. Dengan persentase yang sangat kecil hemangioma bisa
menyebabkan obstruksi jalan nafas, gagal jantung.
2.10 PENCEGAHAN
Tidak ada cara
untuk mencegah hemangioma, baik yang dilakukan sebelum maupun selama kehamilan.
BAB
III
ASUHAN
KEBIDANAN pada BAYI ”R”
UMUR
9 BULAN DENGAN HEMANGIOMA
I.
PENGKAJIAN
Anamnesa
dilakukan oleh : Bidan ”A” di : BPS KATANG
Pada
tanggal
:1 September 2011, pukul : 10.30 WIB
1.1
DATA SUBYEKTIF
1.1.1 Identitas
Nama
bayi : By. Ny. K
Umur : 9 Bulan
Tanggal
/ jam lahir : 1 Desember 2010 / 19.00 WIB
Jenis
kelamin : Laki - laki
Nama
ibu : Ny. K Nama ayah : Tn. J
Umur : 25 th Umur : 26 th
Suku : Jawa/Indonesia Suku :
Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan :
Buruh Pabrik
Penghasilan : - Penghasilan : 900rb/bulan
Alamat : Kampung Rawa Tengah RT 06/RW 07 No.10,kediri
1.1.2
Alasan Kunjungan / Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan bayinya rewel,
badan teraba panas, dan ada Benjolan
pada tengkuk dengan kemerahan pada area
tengkuk kanan. Kemudian semakin membesar
1.1.3. Riwayat
Kehamilan Dan Kelahiran
Ibu
mengatakan ini kelahiran anak yang pertama.
Prenatal : Ibu
mengatakan sebelum hamil tidak pernah
menderita penyakit kronis ataupun menular, ibu makan seperti biasa porsi 3x
sehari dan meperhatikan pola kebersihannya.
Natal : Ibu mengatakan selama kehamilan juga
tidak pernah mendapatkan keluhan yang menggangu dan tidak mengidap penyakit
kronis. Selama kehamlan ibu memeriksakan kehamilannya 6 kali di Bidan, dan ibu
mendapatkan 2 kali imunisasi TT, mendapatkan tablet vitamin Fe, serta janin
bergerak aktif.
Postnatal :
Ibu melahirkan pada usia kehamilan 40 minggu dengan penolong persalinan bidan,
lahir spontan, menangis keras, warna kulit kemerahan, BB: 3700 gram PB: 47 cm.
Bayi menangis kuat, gerak aktif, kulit berwarna kemerahan.selama postnatal
tidak ada keluhan, bayi minum ASI dan tidak diberikan tambahan
1.1.4
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak
mempunyai penyakit menular, menahun ataupun menurun seperti asma, diabetes
mellitus, penyakit gangguan jiwa,dll.
1.1.5
Riwayat Sosial
Yang mengasuh bayi :
Orang tua
Hubungan dengan anggota keluarga : Anak kandung
1.1.6
Kebutuhan Dasar
Makanan : ASI, 10x/hari
Pola tidur : malam selama 12 jam
Siang selama 4 jam
Mandi : 2x sehari dengan
air hangat,memakai sabun dikeringkan dengan handuk dan bedak gatal untuk
mengobati biang keringat.
Eliminasi :
BAB 1x/hari, warna kekuning - kuningan, BAK ± 8x sehari,masih ngompol, tidak
memakai pampers dengan alas an mahal.
Imunisasi : HB Uniject.
1.2
DATA OBYEKTIF
1.2.1 Keadaan umum : Baik,
composmentis,tampak sakit ringan.
1.2.2 Pemeriksaan umum
Tekanan
Darah : -
Nadi : 100 x/menit
RR : 58 x/menit
Suhu : 38º C
Berat
Badan : 9,5 Kg
Tinggi
Badan : 60 Cm
1.2.3 Pemeriksaan fisik
·
Kepala : Rambut hitam, tidak ada benjolan, kepala
bersih,tidak ada sefal hematoma, tidak ada kaput sucsedanium.
·
Mata : Simetris, conjungtiva berwarna merah
muda, sclera berwarna putih, bersih ,tidak ada odema. (kanan/kiri)
·
Hidung : Simetris, bersih ,tidak ada secret, tidak ada
polip, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak ada pilek.
·
Telinga : tidak terdapat perlukaan, Simetris, bersih,
tidak ada secret , teraba tulang rawan. (kanan/kiri)
·
Mulut : bersih, tidak
terdapat stomatitis. Gigi atas tumbuh empat buah dan gigi bawah dua buah.
·
Leher : terdapat
benjolan sebesar telur puyuh pada area sebelah kanan belakang (tengkuk),
mengeluarkan darah, tidak terdapat kaku kuduk,tidak ada pembesaran kelenjaran
thyroid dan vena jugularis.
·
Dada :
Kanan dan kiri simetris, tidak ada ronchi/wheezing, tidak ada retraksi dada
saat bernafas,tidak tampak adanya chest indrawing.
·
Perut :
Normal tidak ada pembengkakan hepar,tidak distensi, tidak ada tanda-tanda
infeksi pada tali pusat, tidak ada kembung, tidak ada perdarahan pada tali
pusat.
·
Punggung
: Tidak ada benjolan spina bifida, bentuk punggung lordosis,banyak bekas cacar
air dan terdapat bintik biang keringat.
·
Genetalia
: tidak dikaji
·
Anus :
tidak dikaji
·
Ekstremitas
: Jari lengkap, normal, tidak ada polidaktili/sindaktili (kanan/kiri).
1.2.4 Antopometri
Ukuran
kepala :
·
Suboccipito bregmatika : -
·
Fronto occipitalis : -
·
Mento occipitalis : -
1.2.5 Pemeriksaan tingkat perkembangan
§ Adaptasi
social : anak masih malu-malu dan
takut pada orang baru dan belum bisa lepas dari ibu atau bapaknya.
§ Bahasa
: anak sudah bisa
menggumamkan kata-kata yang belum bermakna misalnya ma… ma….. pa….
§ Motorik
halus : anak sudah bisa memegang
benda kecil dengan jempol dan jari telunjuk tetapi belum begitu sempurna.
§ Motorik
kasar : anak sudah bisa berdiri
dengan pegangan, anak bisa berjalan dengan dituntun dan belum bisa berdiri
tanpa pegangan.
II.
Intrepretasi
data dasar
Dx/Masalah/
Kebutuhan
|
Data Subjektif
|
Data Objektif
|
Dx : By.”R” usia
9 Bulan dengan Hemangioma
·
Perawatan luka pada bayi dengan
hemangioma yang mengakibatkan perdarahan
·
Pejelasan tempat rujukan segera
o
|
Ibu pasien mengatakan bayinya rewel,
badan teraba panas, dan ada Benjolan pada tengkuk dimulai pada 40 hari
setelah kelahiran dengan kemerahan pada area tengkuk kanan. Kemudian semakin
membesar
|
Keadaan umum : Baik,
composmentis,tampak sakit ringan.
Pemeriksaan umum:
·
TD : -
·
Nadi : 100 x/menit
·
RR : 58 x/menit
·
Suhu : 38º C
·
BB : 9,5 Kg
·
TB : 60 Cm
Pemeriksaan
Fisik :
terdapat benjolan sebesar telur puyuh
pada area sebelah kanan belakang (tengkuk), mengeluarkan darah, tidak
terdapat kaku kuduk,tidak ada pembesaran kelenjaran thyroid dan vena
jugularis.
|
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
-
IV.
KEBUTUHAN
SEGERA
_
V.
INTERVENSI
Tanggal
: 1 Sepember 2011 Jam : 10.30
WIB
RENCANA
|
RASIONAL
|
1.
Berikan motifasi
kepada ibu agar ibu lebih tenang untuk menerima kenyataan yang terjadi
2.
Jelaskan kondisi
keadaan bayi pada ibu.
3.
Berikan konseling tentang penatalaksanaan kompres hangat pada ibu untuk
bayinya
4.
Pantau keadaan umum
dan TTV.
5.
Berikan konseling
kepada ibu untuk memilih terapi pengobatan kepada anaknya
6.
Berikan penyuluhan
pada orangtua untuk menjaga luka tetap bersih
7.
Berikan penyuluhan
pada keluarga tentang cara membersihkan nanah atau darah dengan cara yang
bersih
8.
Observasi adanya
tanda-tanda infeksi sesering mungkin.
9.
Anjurkan ibu untuk memperhatikan konsumsi makanan anaknya,
pola nutrisi.
10. Kolaborasi dengan tenaga medis
lain, rujukan.
|
1. Dengan
memberikan motifasi kepada ibu, ibu mampi lebih kuat untuk menerima kenyataan
dan ibu akan lebih lapang serta siap untuk mengambil keputusan
2.
Dengan penjelasan
tentang Hemangioma, akan membantu mengurangi rasa cemas pada ibu.
3.
Diberikannya
kompres hangat dan penjelasan kompres hangat pada ibu mampu untuk
memandirikan ibu apabila menghadapi bayinya yang sedang panas, dan supaya
suhu bayinya cepat stabil.
4.
Pemantauan keadaan
bayi berguna untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi.
5.
Dengan memberikan
konseling kepada ibu tentang pemilihan terapi, membantu ibu untuk mempermudah
mengambil keputusan yang terbaik untuk kesembuhan bayinya.
6.
Menjaga luka mampu
mengurangi infeksi dan membantu luka agar tidak semakin parah
7.
Cara yang bersih
dalam pembersihan nanah mengurangi kejadian infeksi pada luka
8.
Observasi infeksi
mempu memantau pengeluarang yang ada sehingga tidak semakin infeksi
9.
Memperhatikan
konsumsi makanan anak maka membantu
proses penyembuhan melewati nutrisi .
10. Dengan
berkolaborasi dengan pihak lain mampu mengatasi kelainan pada anak dan
mengurangi resiko kesalahan penanganan.
|
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal
: 1 September 2011 Jam :
10.50 WIB
TANGGAL/JAM
|
PELAKSANAAN
|
10.50
11.08
11.18
11.25
11.35
11.45
11.50
11.55
11.53
12.00
|
1.
memberikan motifasi kepada ibu,
ibu mampu lebih kuat untuk menerima kenyataan dan ibu akan lebih lapang serta
siap untuk mengambil keputusan dengan cara menjelaskan bahwa semua manusia
tidak ada yang sempurna dan semua penyakit bisa disembuhkan dengan penanganan
medis yang benar.
2.
Memberikan penjelasan tentang
penatalaksanaan kompres hangat pada ibu membantu memandirikn ibu untuk
mrnghadapi bayinya yang sedang panas seperti mengompres pada derh ketiak, leher,
lipatan-lipatan badan.
3.
memberikan penjelasan
tentang Hemangioma, akan membantu mengurangi rasa cemas pada ibu dengan
pemberitahuan obat-obatan beserta tata laksananya pada terapi,ataupun dengan
penjelasan tentang dampak negatifnya yang bisa ditanggulangi.
4.
Memantauan keadaan
bayi berguna untuk mengetahui perkembangan keadaan bayi seperti pemantaun
tanda-tanda vital, mulai dari nadi, RR, suhu dan tekanan darah.
5.
memberikan konseling
kepada ibu tentang pemilihan terapi, membantu ibu untuk mempermudah mengambil
keputusan yang terbaik untuk kesembuhan bayinya seperti terapi, dll.
6.
Memberikan konseling
tentang Menjaga luka mampu mengurangi infeksi dan membantu luka agar tidak
semakin parah, seperti tidak menggaruk luka.
7.
Memberikan pelatihan
Cara yang bersih dalam pembersihan nanah mengurangi kejadian infeksi pada
luka seperti mengganti kasa lama dengan kasa yang steril dan kering.
8.
Mengobservasi infeksi
mempu memantau pengeluarang yang ada sehingga tidak semakin infeksi seperti
melihat warna pengeluaran dan jenis pengeluarannya sehingga apabila ada
kelainan gera bisa ditangani.
9.
Memperhatikan konsumsi makanan
anak maka membantu proses penyembuhan
melewati nutrisi seperti mengurangi konsumsi lemak yang berlebihan dan makan
sayuran yang bervitamin seprti bayam, sawi,dll.
10.
Merujuk pasien adalah jalan yang paling
tepat karena penanganan bayi dengan
Hemangioma bukan merupakan kewenangan bidan, seperti dirujuk ke rumah sakit
dengan penanganan dokter yang lebih
berwenang.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar